Cinta...
Siapa berani mendefinisikan secara tepat?? Kata itu terdengar basi. Tapi tak ada kata basi untuk menyebutnya. Pecinta..
Siapa berani mendeklarasikan diri sebagai subjeknya??
How about me??
Saya? Pecinta? Ah, saya salah bertanya. Sampai sekarang kata cinta masih ambigu dalam kamus hidupku. Apa sebab? Pada dasarnya saya masih bingung dalam meletakkan kata cinta di posisi yang benar. Hahaha, ini benar2 statement konyol. Bukankah kata orang barat love is simple? Ya sederhana kalau hanya sekadar memiliki dan dimiliki. Aku milikmu, dan kamu milikku. Apa itu yang namanya cinta? Tapi ada juga kata orang bijak cinta tak harus memiliki. Tapi apa benar selingkuh dibenarkan?
Ah, anda ini makin ngaco!!
Lah gimana wong cinta tak harus memiliki. Sudah punya istri, boleh dong cari cinta yang gak usah memiliki.
Hahahaha, pola pikir anda begitu lugu.
Okey, saya terima apa saja tanggapan anda. Saya coba lagi mencari apa itu cinta??
Ada kejadian menggelitik (buatku) hari ini. Sahabat dekat saya ngotot mengenalkan saya pada seorang perempuan kawannya. Karena saya sedang jomblo. Siapa tahu cocok, singkatnya siapa tahu saya bisa mencintai perempuan yang ia kenalkan. Lalu apa tandanya saya mencintai? Sedang kata cinta sendiri sulit saya terjemahkan. Kalo cinta yang dimaksud itu rasa suka thd lawan jenis. Lalu suka yang bagaimana??
Ah, anda itu homo atau pura2 bego sih?
Rasa suka lawan jenis itu kan sudah inklud pada setiap makhluk hidup yang lahir.
Hahaha.. Iya, iya. Itu normatif. Yang saya tanyakan itu rasa suka yang bagaimana? Bukan soal identitas suka atau tidak. Tapi soal substansi rasa suka itu!! Atau hanya dari fisik yang menurut saya good looking, gak menjemukan, 'wah' kalo diajak resepsi. Apa itu rasa suka yang menjadi struktur cinta? Tapi menurut saya kog malah jadi kekanak-kanakan ya. Seperti anak kecil mendapat mainan apik, terus dipamerin ke teman2nya. Cinta?
Yaaah, anda begitu cepat menyimpulkan cinta. Bukan hanya dari fisik. Pernah denger pepatah don't judge the book by its cover. Jangan cuma liat suka tidak suka dari sampul saja, liat dari hatinya!!
(melongo gak jelas)..
Owowow, dari hati ya, jadi rasa suka itu terbentuk karena kesetiaan, tolong-menolong, ketulusan, dan keikhlasan menerima. Tapi bagaimana saya bisa tahu dia setia, tulus, baik hati berikut satu truk label kebaikan hati. Sedang saya bersamanya tak penuh tiap detik, tiap menit? Apa dengan cara meraba? Dia itu baik hati.
Hahaha, saya paling gak bisa jadi hakim spiritual seseorang. Lagi pula tak punya kewenangan. Dalam hati siapa tahu tho.. Cinta? Hakim spiritual?
Nah, anda mulai melangkah lebih jauh. Itu bagus, tapi bisa juga anda ditertawakan. Karena prinsip cinta itu saling percaya. Percaya kalo dia itu setia, percaya kalo dia itu baik. Sederhanakan?
Loh, saya rasa anda malah melenceng dari substansi rasa suka menurut pertanyaan saya. Ok, kalo prinsip cinta itu ada rasa saling percaya. Tapi rasa suka kan harus tumbuh pertama sebelum rasa saling percaya?? Masak percaya dulu baru suka terus itu yang dinamakan cinta?
Saya jd menyimpulkan arah pembicaraan ini. (saya dan logika gue sendiri bro, hahaha)
kalo cinta itu berawal dari rasa suka secara fisik, meraba2 isi hatinya, terus percaya kalo isi hatinya baik. Apa itu definisi cinta??
Lalu kalo yang saya cintai tak mencintai saya. Apa bisa dinamakan cinta?
Bisa kog. Cinta kan tak harus memiliki.
Waduh, logikaku putar balik nih.. Kalo dikejar cuma bisa puter2, ntar pembaca pusing.
So,
cinta, kamu dimana? Atau
cinta, kamu siapa?
Kamis, 09 Februari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar