Selasa, 28 Februari 2012

Ngamen ke DPR yuuk

0 komentar
Pernahkah rumah anda disambangi pengamen?? atau justru sering?
Apa perasaan anda saat pengamen mendatangi rumah anda. Rasa kesal tentu ada. termasuk saya pribadi, apalagi yang cuma pakai kecrekan tutup botol digepengin sambil komat-kamit gak jelas, kalau gitu sih mending ngedengerin mp3 atau radio tape ya. hahaha.

sebelumnya maaf bukan bermaksud menyindir profesi mereka, tapi ini murni rasa kesal saya karena beberapa hal.

Pertama, intensitas kedatangan pengamen yang seperti sudah kena jadwal.
 kenapa gak pernah tubrukan gitu. Bahkan di tempat saya yang relatif belum bisa disebut kota, pengamen bisa menyambangi rumah tiga kali sehari, persis anjuran minum obat. Tapi untungnya tidak tiap hari. Biasanya diatas jam sembilan pagi sampai

Minggu, 26 Februari 2012

Tuhan, AgamaMu apa?

1 komentar
Sebuah pertanyaan yang nyeleneh, lugu atau mungkin sesat?
Sebagai penulis amatir seharusnya saya belum layak untuk menyinggung satu hal yang sering dikaitkan SARA ini. Tapi naluri kepekaan saya begitu menggebu melihat berbagai fenomena sosial yang mengatasnamakan agama.Ya, untuk apa semestinya agama diyakini? Itulah sebab dalam sebungkus blog amatir ini saya ungkap semua kegelisahan saya terhadap apa yang sering mereka sebut Agama. Meski sebelumnya saya khawatir postingan saya berdampak penghakiman religiusitas spiritual pribadi tanpa dasar. Karena itu yang sering saya temui pada orang orang 'langitan' yang hanya melabeli orang itu beriman atau kafir. Tapi sekarang?? saya pun bingung. wah, makanya bagi yang mengaku salafi saya mohon berhenti baca sampai disini saja. Atau kalau mau komentar jangan egois ya. hehe

Dalam artikel ini saya tak akan membawa satu truk ayat ayat suci, tapi lebih mengedepankan logika pengakuan.  Maaf, saya lagi tak mau membagibagikan tiket surga karena itu sudah tugas markting agama yang sudah bertebaran jumlahnya.

Peluruh

0 komentar
Langit Alengka kaku. Kusam, tertutup asap yang entah berapa ribu sumbernya. Masam, ratusan raut wajah mengawang. Di langit yang kusam, langit hati yang ikut masam. Berkerumun lebat, ada mayat. 

Di gubug tua dengan bambu sebagai soko gurunya. Pelan-pelan terdengar lantunan surah Yasiin yang hampir tak terdengar karena hingar warga desa lalu lalang berdatangan. Ada mayat, penghuni gubug tua tersebut. 

Pak Kirdjo, begitu mayat itu disebut ketika hidup. Terbaring di dipan kayu terbungkus kain putih. Bersih. Usianya tak terlalu tua, masih usia produktif kerja. Meski sebagai petani ladang. Ya, baginya semua profesi itu baik asal tidak korupsi. Mencari nafkah untuk anak istri di rumah. Tak merugikan orang lain apalagi membebani negara. Itulah yang membuat Pak Kirdjo merasa benar-benar menjadi manusia. Bukan tikus atau anjing!! 

Apadaya.. Kini raga Pak Kirdjo tak bernyawa. Sebuah peluru panas menembus ubun2nya. Darahnya terkuras habis, mengantarnya ke gerbang kematian. 

Warga desa diam khidmat. Entah apa maksud diamnya. Apakah diam sebuah ancaman? 
Sesekali salah seorang teriak tak jelas. Memaki-maki oknum pembunuh tetangganya tersebut. 
Kaum sudra memanas. Desa Alengka terbakar amarah. 

Tanah moyang mereka lagi sibuk digadaikan. Oknum2 pelindung berganti topeng menjadi preman tanpa pisau lipatnya, tapi mengokang pistol. Senapan, indentitas khas arogansian. 

Tanah desa Alengka, sumber setiap napas warga desa. Dari lahir sampai kembali ke tanah. Tanah desa Alengka, tak cuma bersimbah keringat, kini airmata darah meresap tanah.. Tanah, tanah, tanah ini bagi penghuninya adalah tanah air. Akan mereka perjuangkan dari penjajahan. Tak peduli rambut pirang atau rambut hitam. Keinginan mereka cuma satu, 
jangan rampas hak hidup kami!!

                                                                                                                       aditya feri

Sabtu, 25 Februari 2012

Hari hari kita diisi hasutan!!!!

0 komentar
Begitu dalam lirik itu melekat dalam ingatan. manusia dengan pikirannya, selalu ada pengaruh luar begitu gencar. Entah apa yang membuat makhluk Tuhan satu ini mudah terbawa amarah, gampang teradu domba. berlebihan dalam bersikap, bertindak tanpa berpikir matang. Manusia!!! Sebenarnya saya sendiri pun belum paham apa persyaratan makhluk Tuhan ini agar bisa disebut manusia. Apakah hanya dari bentuk fisik ragawi?? Tentu tidak, sudah menjadi bantahan umum pernyataan seperti itu. Karena manusia diberi akal sedang binatang hanya memiliki insting.

Yaaa, akal. Manusia adalah makhluk Tuhan satu satunya yang diberi keistimewaan mendapatkan akal. Lalu apakah fungsi akal itu digunakan semestinya? atau hanya untuk mengakali? Sungguh demi orang orang yang mengaku berakal, yang seenaknya membodoh-bodohi orang lain saya mengakui saya belum mampu menjamah hal tersebut, maka ajarilah saya.

Kamis, 23 Februari 2012

Aku dan diriku masa depan

0 komentar
Masih bergelut dengan kata
Aku makin terbius,
Atau bahkan keracunan
Kini langkah kakiku mulai gontai, tak seperti dua atau tiga tahun yang lalu

Aku pun tak tahu
Sedang merenung
Atau meratapi nasib, atau mengutuk keadaan
Ah, tak jauh beda
Aku masih dalam pelamunan
Tentang

Selasa, 21 Februari 2012

KPSI= Penyelamat Sepakbola?

0 komentar


CATATAN 1 TAHUN REVOLUSI PSSI
Petanyaan diatas, yang sering kita dengar akhir-akhir ini sebenarnya sangat mudah dijawab dengan bererapa data dan fakta. Timnas yang tanpa prestasi, liga yang amburadul, mafia wasit dan judi, kerusuhan penonton, laporan audit yang tak pernah transparan, pemain naturalisasi yang bermuara di satu klub dan sebagainya. Tapi ada satu fakta yang jarang dibahas. Pembinaan usia dini yang selama ini terdengar heroik.
Sejak kecil saya sudah dibuai impian punya timnas yang ‘menangan’. Impian itu seakan jadi dekat ketika melihat sepak terjang Kurniawan DJ dkk. Tapi ternyata sampai do’a saya di Final Sea Games tahun lalu,  impian itu belum nyata juga.
Dimana letak kesalahannya? Kenapa sepak bola kita belum selamat? Kenapa sepakbola kita justru semakin rusak?

Jumat, 17 Februari 2012

Kopi Darat

0 komentar
17 Februari 2012,

Saya juga gak ngerti tiap kali nulis di blog masalah curhat kok pasti ujung-ujungnya bolos kerja. Hahaha, bukan bolos sih, tapi cuma ijin keluar. Saya itu tipe manusia seperti apa juga belum paham, mudah mengorbankan waktuku sendiri untuk orang lain. Ya tentu saja bukan sembarang orang gue rela meninggalkan pekerjaan sebentar. Bukan yang spesial di hati juga, nah loh terus yang bagaimana itu? Ya murni karena saya pengen menemui orang tersebut.

Yang pertama udah saya jabarin dalam tulisan Selembar Rasa Untuk Aditya, ya saya rela mbolos karena ingin menemui sahabat tercintaku yang mau balik ke Bandung. Efeknya ya senang, gak peduli gaji entar kepotong berapa yang penting gue puas menemui dia. Itu saja, jujur saya emang orangnya sering mengejar kepuasan. Kepuasan bathin maksudnya, kepuasan yang lain? Malu ah diceritakan disini.

Selasa, 14 Februari 2012

Sepak Bola?????

0 komentar
Dunia persepakbolaan Indonesia belum juga mau ditinggalkan kemelutnya. entah maksud macam apa hingga mereka begitu ngotot berebut posisi vital induk olahraga terpopuler ini. Kubu revolusi atau kubu status quo? Kalau gue?? Sudah gue jelaskan dan tegaskan kalau saya tetap mengawal dari belakang kubu reformis. Alasannya? Ya, sangat jelas. untuk apa mendukung kubu status quo yang telah mengangkangi Pssi selama delapan tahun tapi NOL prestasi. Pemimpinnya napi, Apbd gilagilaan tapi tak transparan dalam pertanggungjawaban, atur skor, suap wasit, yang palik gue jijik itu buat apa politikus ngurusin bola. Sampai sampai bilang 'prestasi ini (padahal cuma runner up lho) berkat saya dan partai GOLKAR'. Ingat gan, jangan sampai lupa!!!!! Perjuangan terberat saat ini adalah perjuangan melawan lupa.

Gue coba deh bongkar bongkar kebusukan rezim lama, yang saat ini lagi berkamuflase memakai nama Penyelamat sepakbola. Hahahaha, dagelan kelas birokrat. Kemana aja loe loe pade lapan taun ni?

Sejauh yang gue ingat aja ya, karena gue juga yakin memori otak gue gak muat menampung semua keburukan rezim Nh.

PERTAMA, gagal tampilnya Persipura dan Arema di Liga Champion Asia tahun 2006. Padahal Persipura dan Arema sudah mengirin daftar pemain jauh sebelum batas akhir. Ini murni kesembronoan Pssi saat itu. Bahkan mencuat kabar staf Pssi terbalik dalam mengirim fax.

menulis itu ..................

0 komentar
Langit langit hati seperti basah diguyur hujan, terlebih hujan es. Itu analogi ngawur saya untuk menggambarkan saat tulisan saya (yang kadang juga sering ngawur) dibaca banyak orang. Memang bagi penulis pemula seperti saya sangat butuh apresiasi dari banyak pihak, butuh masukan tentang semua hal yang masih kurang. Karena menulis bagi saya bukan hanya sekadar merangkai kata, bercerita untuk diri sendiri. Tapi untuk sharing, berbagi pengetahuan, atau marangsang imajinasi itu yang sangat menarik bagi saya.


Senin, 13 Februari 2012

kalimat indah dalam lirik lagu Iwan Fals #2

0 komentar
21.“Oh ya! ya nasib, nasibmu jelas bukan nasibku, oh ya! ya takdir, takdirmu jelas bukan takdirku”.
(Oh Ya! - album Swami 1989)

22.“Wahai kawan hei kawan, bangunlah dari tidurmu, masih ada waktu untuk kita berbuat, luka di bumi ini milik bersama, buanglah mimpi-mimpi”.
(Eseks eseks udug udug (Nyanyian Ujung Gang) - album Swami 1989)

23.“Api revolusi, haruskah padam digantikan figur yang tak pasti?”.
(Condet - album Swami 1989)

24.“Kalau cinta sudah di buang, jangan harap keadilan akan datang”.
(Bongkar - album Swami 1989)

Minggu, 12 Februari 2012

rEVOLution

0 komentar
Aditya masih termenung, merenung dalam. banyak hal yang berkecamuk ngamuk di setiap impuls saraf saraf otaknya. Ah, kenapa manusia berbeda? kenapa harus tercipta rasa. Apakah karena ini Tuhan memberi keistimewaan pada makhluk serakah bernama manusia? Cinta... Sungguh, sampai detik ini tak ada terjemahan baku tentang kata itu dalam diri Aditya. Bukan tak pernah merasakan tanda tanda kehadiran cinta, sama sekali bukan. Aditya pernah menyukai makhluk bernama wanita. Bahkan pernah menyebut sayang sayang an seperti kaum muda pada umumnya.

kalimat indah dalam lagu iwan fals

0 komentar
1.“Berhentilah jangan salah gunakan, kehebatan ilmu pengetahuan untuk menghancurkan”
(Puing – album Sarjana Muda 1981)

2.“Hei jangan ragu dan jangan malu, tunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya kita mampu”.
(Bangunlah Putra-Putri Pertiwi – album Sarjana Muda 1981)

3."Cepatlah besar matahariku, menangis yang keras janganlah ragu, hantamlah sombongnya dunia buah hatiku, doa kami dinadimu”.
(Galang Rambu Anarki – album Opini 1982)

4.“Jalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak terkayuh”.
(Maaf Cintaku - album Sugali 1984)

5.“Jangan kau paksakan untuk tetap terus berlari, bila luka di kaki belum terobati”.
(Berkacalah Jakarta - album Sugali 1984)

6.“Riak gelombang suatu rintangan, ingat itu pasti kan datang, karang tajam sepintas seram, usah gentar bersatu terjang”. 
(Cik - album Sore Tugu Pancoran 1985)

7.“Aku tak sanggup berjanji, hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini, entah esok hari, entah lusa nanti, entah”. 
(Entah - album Ethiopia 1986)

8.“Mengapa bunga harus layu?, setelah kumbang dapatkan madu, mengapa kumbang harus ingkar?, setelah bunga tak lagi mekar”.
(Bunga-Bunga Kumbang-Kumbang - album Ethiopia 1986)

9.“Ternyata banyak hal yang tak selesai hanya dengan amarah”.
(Ya Ya Ya Oh Ya - album Aku Sayang Kamu 1986)

10.“Dalam hari selalu ada kemungkinan, dalam hari pasti ada kesempatan”.
(Selamat Tinggal Malam - album Aku Sayang Kamu 1986)

--------------------------------------------------------

11.“Kota adalah hutan belantara akal kuat dan berakar, menjurai didepan mata siap menjerat leher kita”.
(Kota - album Aku Sayang Kamu 1986)

12.“Jangan kita berpangku tangan, teruskan hasil perjuangan dengan jalan apa saja yang pasti kita temukan”.
(Lancar - album Lancar 1987)

13.“Jangan ragu jangan takut karang menghadang, bicaralah yang lantang jangan hanya diam”.
(Surat Buat Wakil Rakyat - album Wakil Rakyat 1987)

14.“Kau anak harapanku yang lahir di zaman gersang, segala sesuatu ada harga karena uang”.
(Nak - album 1910 1988)

15.“Sampai kapan mimpi mimpi itu kita beli?, sampai nanti sampai habis terjual harga diri”.
(Mimpi Yang Terbeli - album 1910 1988)

16.“Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, Ibu”.
(Ibu - album 1910 1988)

17.“Memang usia kita muda namun cinta soal hati, biar mereka bicara telinga kita terkunci”.
(Buku Ini Aku Pinjam - album 1910 1988)

18.“Dendam ada dimana mana di jantungku, di jantungmu, di jantung hari-hari”.
(Ada Lagi Yang Mati - album 1910 1988)

19.“Hangatkan tubuh di cerah pagi pada matahari, keringkan hati yang penuh tangis walau hanya sesaat”.
(Perempuan Malam - album Mata Dewa 1989)

20.“Kucoba berkaca pada jejak yang ada, ternyata aku sudah tertinggal, bahkan jauh tertinggal”.
(Nona - album Mata Dewa 1989)


Jumat, 10 Februari 2012

Selembar Rasa Untuk Aditya

0 komentar
Jogjakarta, 10 Pebruari 2012 09.40WIB

Terik menggantung. Musim hujan sepertinya sudah berlalu. tinggal kemarau, ah siapa rindu kemarau. kamarau kali ini terjemahan sudah lain. Panas berkepanjangan, krisis air, gagal panen. tapi, kenapa harus kemarau yang salah. Bukankah alam memberi petanda?

jalanan jogja masih padat, entah kesibukan apa saja yang membuat jalanan kota ini selalu padat. aditya keluar dari tempat parkir, sebuah alasan yang terdengar konyol tapi sangat berarti baginya untuk ijin keluar dari pekerjaan.Alasan yang mungkin cukup berat untuk diberi tanda tangan dari supervisornya. Berlebihan? bisa jadi. sahabat tercinta akan  balik ke Bandung siang ini, liburan kuliah sudah usai. Aditya ingin sejenak menemuinya, rencana rencana kemarin yang tak terwujud, semacam membuat janji tersendiri untuk Aditya. Harus bertemu sebelum sahabatnya, Tiwi meluncur ke Bandung. harus, terlebih ada rasa bangga muncul ketika menjadi sahabat terakhir yang ditemui Tiwi sebelum balik ke Bandung.

Revo keluaran 2009 berwarna silver itu melaju, menyusuri jalanan padat kota. sosok Tiwi menggelayut dalam pikiran. Laju revo makin kencang, seperti kuda kesetanan. Sampai akhirnya berlabuh di tujuan.

"Assalamu'alaikum", salam Aditya di beranda rumah Tiwi
"Wa'alaikum salam", sebuah jawaban dari dalam rumah. Tiwi tampak terkejut, hahahaha Aditya justru menikmati ekspresi terkejut sahabatnya. Dalam. Ya, jangan tanya.

Dan pas sekali, karena Tiwi akan ke stasiun pukul sebelas siang nanti. Sungguh Aditya tak menyesali sikap 'mbolos,nya itu. 'mulut' dengan 'mulut' bertemu, kata demi kata beradu. ya, kisah indah selalu terbungkus saat masa seperti ini. itu sebab kenapa dalam diri Tiwi aditya memberi stempel sahabat terbaik. termasuk katika Tiwi punya inisiatif gila menjadi makcomblang cinta Aditya. Tapi berhubung namanya makcomblang belum terverivikasi, jadilah Aditya meraba sendiri puzzle cintanya. Ah, bicara cinta masih ambigu baginya.

Yang Aditya tahu cukup perasaan nyaman akan sahabat ini yang membuat seribu alasan untuk tersenyum tiap pagi. Dunia masih menyimpan banyak keindahan. Manusia diciptakaan pada dasarnya menyukai keindahan, itu sudah inklud pada setiap diri.

Lima belas menit sebelum pukul sebelas, Tiwi bergegas. doa dari Bapak dan adik menyertai. semoga lancar dan selamat.

Aditya??? kini justru memacu kuda besinya ke selatan. menemui sahabatnya yang lain. diatas bukit ternyata perbincangannya dengan Tiwi terbawa.

Kamis, 09 Februari 2012

Pantaskah saya bicara niat? #2

1 komentar
Prambanan 23 Septemer 2011
Selamat sore,, 

matahari belum terbenam sempurna. 

Ini melanjutkan coretan saya yg sebelumnya.. Sebetulnya ingin segera saya teruskan, tapi apa lacur, belum sempat dan belum dapat inspirasi (ini pun saya teruskan dgn asal2an hehehe, padahal emang gak pernah serius).. 

Ya, masih tentang kontes orator kecil.. Bukannya mengkritik apa yg disampaikan, toh banyak yg berorasi dgn argumen yg luar biasa.. Sedang, mereka (orator2 kecil) sekadar memberi statement.. Atau dgn kata yg banyak kalian hindari 'dongeng'. 
Itu sebabnya saya lebih nyaman menyebut mereka 'orator' ketimbang nama yg terpampang menjadi judul acara. 

Terus,, apanya?? 

Apanya yg gimana?? Oh iya,, ini intinya yg paling saya risih.. Tentang metode penilaiannya.. Ini pilkada apa kontes ya?? Kok pake suara terbanyak.. Kalo biasanya pemilik suara yg dikasih duit, ini pemilik suara yg keluar duit.. Hahaha, kaya raya bener ya gan.. 
Ya, sebenarnya sah2 aja kalo itu kontes penyanyi, pelawak, atau penghuni kamar mayatlah.^_^ 
tapi ini kok mengklaim SYIAR ya?? Waduh,, terus laba hasil pilkadanya bwt kemanusiaan gak ya?? Apa buat nggaji juri2nya itu? 

Yah,, itu dia..tentang niat. Sesuatu yang sulit dijamah orang lain.. Mungkin saja niat acaranya baik, tapi caranya yg bisnisiawi, atau penilaian saya yang salah. (tapi niat saya bukan menjelek2an lho) 

ah, tahu apa saya tentang niat.. Negara saja sulit memahami niat.. Coba saja anda baca koran2 pagi, atau anda liat berita tivi.. Ceritanya? Sepertinya negeri ini dipenuhi koruptor semua.. Sebelum jadi pejabat, dengar saja celoteh2 mereka.. Bau mulut mereka begitu harum, tapi setelah jadi. Ya... Jadi koruptor.. Selagi ada kesempatan ya korupsi. Karena NIAT awalnya juga begitu. Kalopun ada yg gak korupsi, niatnya ya cari penghasilanlah. Toh pekerjaan mudah, datang, duduk, diam, dapat, duit.. 
Kenapa?? 
Ya, karena bangsa kita ini bangsa oportunis.. Soehartoisme sekali. Meminjam pemikiran pak sunardian 'mereka yg mengaku reformis tak jauh beda dgn rezim otoriter. Pengambil peluang saling menjatuhkan' 
kalau begini, masihkah ada pemimpin yg berniat mengubah negeri ini lebih baik?? Tentu juga berbuat, tapi dengan niat baik TITIK 

tetapi, 

jangan terlalu percaya saya tentang niat.. Tulisan ini pun saya niatkan agar anda baca dan beri tanggapan.. Hehehe 
lagi lagi 
pantaskah saya bicara tentang niat?

pantaskah saya bicara niat? #1

0 komentar
21.53wib 19 September 2011, dalam kamar depan televisi 

argh,, sebenarnya ingin segera memuntahkan pikiran ini sejak tadi.. Tapi kok ya koneksi gak meridhoi.. Putus nyambung putus modyar saja.hahaha 

setelah sempat melihat acara di stasiun televisi swasta yang menayangkan kontes orasi atau pidatolah yang mengatasnamakan agama. Ada hal menarik di akhir segmen. 

Salah seorang juri (ibu neno warisman), membuka pintu diskusi dgn para orator2 kecil itu.. Menarik, karena apa yang didiskusikan ini menyentil kasus yang masih hangat untuk dilupakan (ngapain juga diingat2 hahaha).. Tentang TKI yg mendpat vonis mati dr pihak pengadilan arab saudi krena suatu perkara ( yg saya emang udah lupa kronologisnya). Tapi vonis ini bisa dicabut jika TKI ini mampu membayar diyat sekian milyar dlm kurs rupiah. Singkat saja, karena lambatnya reaksi pemerintah maka ada pihak tvoon memprakarsai penggalangan dana untuk TKI malang ini.. Tapi begitu dana terkumpul sekianpuluh persen, pemerintah baru menyanggupi pembayaran diyat si TKI. 

Lalu bagaimana dana rakyat ini?? 
Dengan pertimbangan yg gak jelas (sy anggap tak bijak), pihak tvoon menyerahkan seluruh dana sumbangan rakyat itu kepada si TKI yg akhirnya selamat dan udah pulkam. Dan kini malah menjadi kaya karena dana rakyat tsb. 

Kembali ke diskusi kontes td, tentu saja cerita TKI itu sudah dimodif sedikit oleh ibu neno..^_^ 

ibu neno memberi pertanyaan pada para orator 
'jika adek menjadi penyumbang, apa sikap adek jika harta yg adek sumbang justru dialihfungsi untuk memperkaya yg disumbang?' 
salah satu jawaban 
'saya hanya mengharap balasan dr Allah setiap bersedekah' 

hmmm, susah juga menyentuh kasus ini.. Apalagi jaman sekarang.. 
Tapi ini jawaban versi saya: 

pertama 
mendengar jawaban si orator, saya coba menilai (mulai sotoy ni) jika dia itu masih dlm doktrinasi ancaman dan pahala.. Maklum, anak kecil selalu digituin.. Tentu saja jika lirik 'jika surga dan neraka tak pernah ada masihkah kau menyembah kepadaNya?' saya sodorkan, jd lain jawaban.. Hahaha 

kedua, dlm kasus TKI tsb.. Niatlah yg bermain.. Apa niat penyumbang memberi sumbangan kpdnya?? Tentu saja karena solidaritas atas kasus yg menimpanya.. Lalu bagaimana jika dananya jd berubah memperkaya si TKI?? disini seharusnya tvoon mengambil langkah bijak.. Yaitu mengembalikan harta penyumbang. Karena niat sudah dirusak.. Tapi mungkin saja ada yg berniat memberi harta emang untuk memperkaya?? Kalo begitu berikan pada saya saja.. Hehehe 

udah ngantuk, bersambung...

gue sih dukung poligami daripada politikus!!!!

0 komentar
Ampuun oom. Yang merasa tersinggung dengan judul provokatif saya. Asli, sebenarnya gak ada hubungannya tulisan ini dengan poligamer. Damai ya Syekh Puji. :). Hanya saja tingkat kemuakkan saya pada politikus lagi puncak-puncaknya. (gak penting juga kali diumbar2, kalo emosi cukup eloh aja yg tahu) 

Sudah sepakbola diobok-obok seenak wudele dhewe. Katanya provesional, tapi masih ngemis anggaran rakyat. Pas dimintai pertanggungjawaban kagak mau di audit lah. Ini ngomongin sepakbolanya VIVA lho, bukan FIFA. Kata berita sampe ada yang mau sunat dua kali segala, orang Pelita J*#a, plus merangkap jd anggota DPR. Ampuun DiJe... 
Belum lagi anggaran renovasi toilet yang butuh budget milyaran. Nah loh, rapat aja pada mangkir!! Terus Toilet siapa yang pake? Kata orang Sunda mah aya' aya' wae. 
Soal korupsi, konspirasi au ah gelap.. Udah satu suara semuanya. 

Yaa, yang sabar. Anda itu keracunan berita ya belum tentu juga benar.. 

Hehehe,, no comment ah. Oke lah saya ajak anda untuk membumi. Ke pengalaman pribadi. Di kehidupan nyata senyata2nya. 
Jalan raya. 

Ya, lalu?? 

Ya, jalan raya kalo anda liat banyak spanduk2 mesum tak beraturan. Senyum senyum palsu, slogan slogan mimpi apalagi coba?? Basi ah.. Kalo kelamaan basi jadinya jijik. 
Di lampu merah pingit contohnya, kalo anda dari arah timur. Anda pasti liat spanduk nyelip dibawah iklan pegadaian'nya oom dedi mizwar. Ada partai bergambar ka'bah. Dengan tulisan besar seakan ingin bercerita 'partai ini dengan tegas TOLAK dan LAWAN penghapusan perda miras oleh Mendagri'. 
Saya Gak mau mbahas perdanya seperti apa, tapi apa maksudnya coba partai tersebut buat spanduk segedhe kingkong, isinya cuma kek gitu?? Kalo mau lawan bisa gak sih pake cara yang elegan gak pake acara buat2 spanduk yang asli norak banget. Pencitraan bung?? 100%bisa jadi. 
Belum abis disitu, ke utara anda menyusuri jalan Magelang. Usai lewat lampu merah borobudur plasa, anda akan dikejutkan pemandangan yang lebih norak lagi.. Yang ini bendera partai biru, bukan yg sedang berkuasa (pede juga pernah tp gak di jln tsb).. Tp yg pernah dipimpin mantan ketum Muhammdiyah. 
Kanan kiri jalan tanpa permisi dikuasai bambu bambu bendera ni partai.. Mana bambunya yang pasang asal2an, sampai menyerobot jalan. Bahaya kan?? Udah merusak pemandangan,, membahayakan pula.
Yah, kalo boleh sedikit jujur tadi saya sempat mengumpat umpat dibalik helm yg saya pakai 
a#uuuu!! 

#politik itu kotor, gak heran kalo mengotor2i




gambar dirampas dari mbah google.. tulisan ngopas dari notes facebook aditya ferrio