Sabtu, 31 Desember 2011

my name is anonim

Nama
adalah kata untuk penyebutan sesuatu. Ya, pada dasarnya semua harus punya nama. Termasuk manusia. Tanpa nama yg spesifik pun makhluk satu ini sudah diberi nama manusia. Makhluk yg berbeda dgn makhluk bumi lain, hanya karena ada interaksi 'bargaining'. Kalau kata pak Arswendo, gak mungkin kijang tawar-tawaran sama macan. Hahaha, itulah hebatnya manusia.

Bete juga emang kalau ada yang manggil cuma dengan kata 'heh!! Kamu ya kamu'. Itu risiko orang yang gak populer, aku banget.
Maka dari itu nama penting agar kita gak salah nyebut seseorang, atau dalam 'menghafal' seseorang.

Tentang nama, aku jadi teringat diskusi ringan dunia maya. Seorang member yang bernama Natalia merasa risau
dengan namanya, apa boleh dikata itu pemberian orang tuanya. Tapi apa tanggapan admin, begini kiranya
'saudari tidak salah, karena nama itu pemberian orang tua. Tapi ada baiknya memberi nama anak jangan hanya terlihat keren di dunia. Tapi jauh dari ridho Allah'
sampai saat ini aku gak habis pikir soal statement admin tsb. Sempat aku komentar, belum ditanggapi lagi, sampai kini.

Bagaimana kriteria nama agar mendapat ridho Allah? Setahuku Tuhan hanya 'menyuruh' manusia memberi nama anak yang baik. Karena nama itu do'a. Tapi haruskah kata baik itu berbau arabik?? Pikir dulu deh, istri nabi Ibrahim bernama Siti Hajar. Hajar sendiri dalam bahasa Arab harfiah berarti batu. So??

Nama,, memang asyik berbincang yang satu ini. Pernah satu kawan lama bilang nama itu supeeer pentingnya agar kita gak salah gak dalam memohon do'a. Karena kita berdo'a pada Yang Kuasa. Tuhan, Allah kalau orang muslim. Cukup mencantumkan nama Yang Kuasa tsb itulah do'a. Coba kalau nama yang kita cantumkan lain, pohon, batu, atau apalah misalnya. Bukan do'a mereka sebut, bisa-bisa dicap musyrik kita. Memang perlu keberanian berpikir bebas, untuk merenungi ucapan temanku itu. Bagaimana do'a seharusnya? Sebatas pencantuman nama Tuhan?

Apa anda mulai memvonis jalan pikir saya yang begitu lugu??
Masih tentang nama. Kita kembali membumi. Tanpa saya sadari, saya terlalu memuja nama. Dalam pemilu, sebuah parpol karena ada nama tokoh yg saya kagumi meski hanya seorang, pandangan saya thdp parpol itu berubah. Di facebook juga contohnya, status seorang motivator kondang yg kalau saya menilai status beliau normatif2 juga. Tapi yg ngelike sama ngomen ratusan. Coba kalau saya? Gak bakal sampai sepuluh jempol. Hahahaha.

Tanpa membuah rasa terima kasihku pada orang tua yang telah memberi nama yg saya rasa indah ini. Jadilah saya dengan kesimpulan, seperti nama dalam jaket sebuah komunitas saya
my name is


UN KNOWN NAME

0 komentar:

Posting Komentar