Nama
adalah kata untuk penyebutan sesuatu. Ya, pada dasarnya semua harus
punya nama. Termasuk manusia. Tanpa nama yg spesifik pun makhluk satu
ini sudah diberi nama manusia. Makhluk yg berbeda dgn makhluk bumi lain,
hanya karena ada interaksi 'bargaining'. Kalau kata pak Arswendo, gak
mungkin kijang tawar-tawaran sama macan. Hahaha, itulah hebatnya
manusia.
Bete juga emang kalau ada yang manggil cuma dengan kata 'heh!! Kamu ya kamu'. Itu risiko orang yang gak populer, aku banget.
Maka dari itu nama penting agar kita gak salah nyebut seseorang, atau dalam 'menghafal' seseorang.
Tentang nama, aku jadi teringat diskusi ringan dunia maya. Seorang
member yang bernama Natalia merasa risau
dengan namanya, apa boleh
dikata itu pemberian orang tuanya. Tapi apa tanggapan admin, begini
kiranya
'saudari tidak salah, karena nama itu pemberian orang tua. Tapi ada
baiknya memberi nama anak jangan hanya terlihat keren di dunia. Tapi
jauh dari ridho Allah'
sampai saat ini aku gak habis pikir soal statement admin tsb. Sempat aku komentar, belum ditanggapi lagi, sampai kini.
Bagaimana kriteria nama agar mendapat ridho Allah? Setahuku Tuhan
hanya 'menyuruh' manusia memberi nama anak yang baik. Karena nama itu
do'a. Tapi haruskah kata baik itu berbau arabik?? Pikir dulu deh, istri
nabi Ibrahim bernama Siti Hajar. Hajar sendiri dalam bahasa Arab harfiah
berarti batu. So??
Nama,, memang asyik berbincang yang satu ini. Pernah satu kawan lama
bilang nama itu supeeer pentingnya agar kita gak salah gak dalam
memohon do'a. Karena kita berdo'a pada Yang Kuasa. Tuhan, Allah kalau
orang muslim. Cukup mencantumkan nama Yang Kuasa tsb itulah do'a. Coba
kalau nama yang kita cantumkan lain, pohon, batu, atau apalah misalnya.
Bukan do'a mereka sebut, bisa-bisa dicap musyrik kita. Memang perlu
keberanian berpikir bebas, untuk merenungi ucapan temanku itu. Bagaimana
do'a seharusnya? Sebatas pencantuman nama Tuhan?
Apa anda mulai memvonis jalan pikir saya yang begitu lugu??
Masih tentang nama. Kita kembali membumi. Tanpa saya sadari, saya
terlalu memuja nama. Dalam pemilu, sebuah parpol karena ada nama tokoh
yg saya kagumi meski hanya seorang, pandangan saya thdp parpol itu
berubah. Di facebook juga contohnya, status seorang motivator kondang yg
kalau saya menilai status beliau normatif2 juga. Tapi yg ngelike sama
ngomen ratusan. Coba kalau saya? Gak bakal sampai sepuluh jempol.
Hahahaha.
Tanpa membuah rasa terima kasihku pada orang tua yang telah memberi
nama yg saya rasa indah ini. Jadilah saya dengan kesimpulan, seperti
nama dalam jaket sebuah komunitas saya
my name is
UN KNOWN NAME
Sabtu, 31 Desember 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar