Minggu, 04 Desember 2011

kenyataan yang membuatku pergi tanpa pamit

hey, kenapa kau??
Masih menunggu? Tampar logikamu!! Sudah hampir 3minggu, simpan saja ambisi itu..

Masih terdiam,
merenung

hey pemalas! Sudahlah.. Jalan masih panjang, harapanmu juga bercabang kan!! Kenapa berdiam....

Taph!!! Pergulatan pikiran itu begitu menghantam keras langit2 hatiku. Masih terpaku, meski mata mulai sayu.


7nopember2011, hari itu...
Pembuktian apakah aku masih loyal dalam totalitas atau pergi dengan menggantung seribu mimpi. Loyal?? Apa kata itu masih ada dalam kamus pekerjaanku? Harus loyalkah kepala2 kuli yg dilindas kebijakan batas waktu atas nama pemerataan? 3tahun batas maksimal!! Fuiih, wakil rakyat mana yg membuat kebijakan macam itu!!

Sempat negosiasi dengan kepala seksi, akhirnya kita sepakat menyudahi perjanjian ini, dengan syarat aku ditransfer menjadi pekerja o s, karena alasan yang tak kusebut disini.
2tahun cukup memberiku pengertian tentang sebuah dunia, dimana harus ada atasan dan bawahan, ada perintah dan ada sanksi, ada untung dan ada rugi. Tetapi predikat bawahan selalu linier dgn kehidupannya. Ini realitaku.

Itulah yang membuatku memutuskan untuk 'berhenti' sementara. Dari raung mesin punch dan press. Bercerai sementara dgn kunci 32 dan 26. Dan membuatku pergi begitu saja, seperti pulang kerja tanpa mengucap selamat tinggal pada teman2 seperjuangan. Karena sebuah kesepakatan aku akan kembali.

Hari hari berlalu, satu penganggur bertambah menjejali negeri tercinta. Aku mulai menyusun puzle puzle harapan untuk waktu ke depan. Possible, impossible aku mencoba realistik.

Seorang teman maintenance, beberapa kali mengirim pesan. 'kapan kwe sing mlebu?', 'iseh arep mlebu k*s ra tho?', ada juga karyawan sms ,'setting dies'e bambang keteteran. Kwe arep mlebu kapan?'

pesan terakhir itulah, yang membuatku rasa bersalah, juga karena pengangguran sementaraku yg tak nyaman. Aku sempat berfikir, apa ada kesalahan prosedur dalam pengajuan os ku? Tapi kemarin saya tanyakan pada pihak os, klaimnya semua normal. Tinggal menunggu pergerakan pihak hrd k*s saja, katanya.

Tapi kini, sudah hampir 3minggu Kepergianku yang sementara. Menjadikan kata sementara itu multi tafsir. Akankah menjadi ukuran waktu tahunan, atau justru selamanya?

Ya, catatan ini tak lebih dari curahan rasa gak enak sama kalian, teman2..
Kalaupun benar aku tak jadi kembali,

ma'af, kenyataan yang membuatku pergi tanpa pamit


waton mlebu,
kompasianer yang pernah menjadi kuli

0 komentar:

Posting Komentar