|
|
|
MODUL PERKULIAHAN
|
|
|
|
Dasar-Dasar Penyiaran
|
|
|
|
Teknik Penyiaran2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Fakultas
|
Program Studi
|
Tatap Muka
|
Kode MK
|
Disusun Oleh
|
|
|
Ilmu
Komunikasi
|
Broadcasting
|
03
|
MK41016
|
Gustina
Romaria S.Sos.,M.Si
|
|
Abstract
|
Kompetensi
|
|
|
Menjelaskan
mengenai pengaturan frekuensi penyiaran di Indonesia
|
Mahasiswa diharapkan dapat memahami hal-hal yang menyangkut teknik
penyiaran khususnya mengenai pengaturan frekuensi atau kanal penyiaran oleh
lembaga penyiaran di Indonesia
|
Dalam
menyelenggarakan suatu siaran
, apakah itu radio atau televisi, maka mutlak
diperlukan adanya spectrum frekuensi radio. Namanya adalah frekuensi radio,
namun bukan berarti spectrum ini hanya untuk saluran radio, tapi juga digunakan
untuk saluran televisi.
Pengertian Spektrum sebetulnya merujuk
pada suatu jalur atau jalan tempat merambatnya sinyal yang membawa suara,
gambar dan sebagainya. Adapun jalur ini tersebar di udara yang tidak terlihat
atau dirasakan oleh indra manusia.
Jumlah spectrum terbatas. Oleh karena
itu, penggunaannya pun diatur dan diawasi. Oleh karena itu merujuk pada
Undang-undang Penyiaran No.32 tahun 2002, spectrum frekuensi radio adalah
kumpulan pita frekuensi radio yang berbentuk gelombang elektromagnetik serta
memiliki lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio terdiri atas kanal frekuensi
radio yang merupakan satuan terkecil dari spectrum frekuensi radio yang
ditetapkan untuk suatu stasiun radio.
Pengaturan
Frekuensi
Negara adalah pengelola komunikasi
maka dari itu setiap stasiun penyiaran yang berdiri tentu harus memiliki
frekuensi yang keberadaan jalur frekuensinya tersebut dikelola oleh negara.
Dalam hal ini, Kementrian Komunikasi dan Informatika mempunyai kewenangan
mengenai kebijakan pengaturan frekuensi lembaga penyiaran di Indonesia.
Hal itu dipertegas juga dalam Undang-Undang
No.32 tahun 2002 tentang penyiaran terdapat bunyi pasal mengenai kewenangan
negara dalam mengelola frekuensi penyiaran : “bahwa spektrum frekuensi radio
merupakan sumber daya alam terbatas dan merupakan kekayaan nasional yang harus
dijaga dan dilindungi oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat sesuai dengan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;”
Pemahaman
diatas dapat disimpulkan bahwa sebagai pengelola komunikasi, negara membuat
perencanaan frekuensi siaran dengan memperhitungkan seberapa besar kapasitas
kanal yang dibutuhkan untuk memenuhi kegiatan penyiaran tertentu karena
kapasitas kanal frekuensi berbeda-beda menurut jenis siarannya, apakah radio
atau televisi. Stasiun penyiaran tidak diperkenankan untuk menggunakan
frekuensi melebihi dari kebutuhannya. Hal ini karena masih banyak pihak lain
yang memerlukannya.
Perencanaan frekuensi meliputi
kegiatan seperti berikut :
1.
Membuat
pedoman penataan frekuensi
2.
Penggunaan
saluran bagi setiap penyelenggara siaran agar penggunaan saluran dapat
dilakukan secara efisien dan benar, sehingga akan diperoleh hasil penerimaan
siaran yang baik sesuai standar di daerah jangkauan masing-masing, tanpa adanya
gangguan atau interferensi dari pemancar atau sumber frekuensi lain yang dapat
mengganggu kenyamanan publik.
Ukuran
Frekuensi Media Penyiaran
Adapun ukuran saluran
frekuensi dari masing-masing negara tentu berbeda-beda. Misalnya di Amerika
Serikat, saluran frekuensi untuk stasiun televisinya ditetapkan sebesar 6 MHz.
Di Indonesia sekitar 6.5 MHz. Sementara itu, umumnya ukuran kanal ini
bervariasi di masing-masing negara
antara 5 sampai 15 MHz.
Kebijakan alokasi channel
dan frekuensi akan berbeda antarstasiun televisi di setiap kota. Hal itu
disebabkan kepadatan frekuensi di setiap kota berlainan satu dengan yang lain.
Lebar pita frekuensi yang
tersedia di saluran frekuensi ini tidak seluruhnya dapat digunakan. Karena
saluran frekuensi memiliki pita tepi (sidebands) yang berasal dari sisi atas
dan disisi bawah saluran frekuensi (batas atas dan batas bawah). Masing-masing
sidebands ini membawa informasi yang sama dengan frekuensi yang berada di
tengah. Dengan demikian frekuensi yang efektif yang digunakan dalam suatu kanal
hanya setengah dari seluruh frekuensi yang tersedia pada kanal itu.
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah
gelombang yang mampu membawa pesan berupa sinyal gambar dan suara. Adapun sifat
dari pada gelombang elektromagnetik, seperti berikut :
- Mengarungi udara dengan kecepatan sangat
tinggi sehingga gelombang elektromagnetik ini pada dasarnya dapat dipancarkan
atau dikirimkan kemana saja, dan pada saat yang sama dapat diterima dimana
saja.
- Gelombang elektromagnetik terdiri dari
pasangan medan listrik dan medan magnet, dengan demikian gelombang ini
terbentuk karena adanya sinyal listrik.
- Gelombang elektromagnetik dapat
merambat di udara
- Gelombang elektromagnetik dapat
dipantulkan
- Dapat dibiaskan
Setiap
gelombang elektromagnetik memiliki frekuensi tertentu sebagai jumlah
pengulangan getaran dalam satu detik yang dihitung dalam satuan cycle atau
hertz. Adapun kemampuan gelombang elektromagnetik ini untuk membawa muatan
informasi berupa gambar, suara dan lain-lain sangat ditentukan oleh jumlah
frekuensinya. Cara kerjanya merambat sehingga membuat gelombang eletromagnetik
sangat erat hubungannya dengan jenis frekuensi yang digunakan dan panjang
gelombang yang akan dipakai. Bagaimana anda melihat gelombang cahaya pada saat
lampu di rumah anda dinyalakan, demikian pula cara kerja gelombang
elektromagnetik pada saat pesawat
radio/televisi anda di rumah dinyalakan.
Jenis
frekuensi pada saat awal ditemukan
1. Frekuensi audio
20Hz
hingga 20.000Hz adalah frekuensi yang dapat diterima oleh telinga manusia à disebut juga frekuensi audio karena
pendengaran manusia umumnya dibatasi pada frekuensi tersebut
2. Frekuensi radio
Jaraknya
berkisar antara 100.000Hz hingga 30.000.000Hz. lebih tinggi daripada frekuensi
audio. Frekuensi radio ini digunakan untuk transmisi siaran radio jarak jauh.
Namun
seiiring perkembangan teknologi komunikasi yang sangat pesat, maka telah
menghasilkan berbagai macam peralatan atau produk komunikasi. Disinilah peralatan
komunikasi tersebut sangat membutuhkan frekuensi agar dapat digunakan untuk
berkomunikasi.
Sesuai dengan
kebutuhannya, maka secara umum frekuensi ini dibagi-bagi kedalam kelompok
frekuensi (blok frekuensi), mulai dari terendah sampai yang tertinggi.
10-30 KHz Very Low
Frequency (VLF)
30-300 KHz Low Frequency (VF)
300-3000 KHz High Frequency (HF)
3000-30.000
KHz Very High Frequency
(VHF)
30-300 MHz Ultra High Frequency
(UHF)
300-3000 MHz Super High Frequency
(SHF)
3000-30.000
MHz Extremely High
Frequency (EHF)
Kemudian
blok frekuensi ini dibagi lagi menjadi bagian-bagian frekuensi yang lebih kecil
yang dinamakan saluran atau kanal frekuensi (channel) yang digunakan suatu
stasiun untuk melakukan penyiaran. Kanal frekuensi adalah satuan terkecil dari
spectrum frekuensi yang ditetapkan untuk suatu stasiun penyiaran.
Kekuatan
dan daya jangkau stasiun penyiaran ini sangat ditentukan oleh ukuran saluran
frekuensinya dan posisi saluran tersebut pada spectrum frekuensi. Misalnya
untuk kebutuhan telepon sebaiknya menggunakan 300-2,700 Hz.
Alokasi Frekuensi Media Penyiaran
Dalam dunia penyiaran baik itu radio
dan televisi, sebelum didirikan tentu harus memiliki kanal frekuensi. Betapapun
hebatnya suatu program siaran tanpa diikuti kualitas yang bagus pada perambatan
gelombang elektromagnetik yang membawa sinyal gambar atau suara, maka akan
sulit menjaring audiens yang banyak.
Untuk itulah masing-masing negara
memiliki kewenangan untuk mengelola kanal penyiaran domestik mereka. Pembagian
kanal frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing negara. Misalnya
blok frekuensi VHF dan UHF untuk kebutuhan penyiaran domestic dan HF untuk
siaran internasional.
UHF
VHF
DAFTAR KANAL FREKUENSI TV UHV
Freq.
|
Station
name
|
City
of license
|
Status
|
History
|
21
|
CB
Channel
|
Local
|
||
22
|
Local
|
|||
23
|
Local
|
|||
24
|
UG
TV
|
Local
|
||
25
|
Megaswara
TV
|
Local
|
||
26
|
Cahaya
TV
|
Local
|
||
27
|
Jakarta
|
Local
|
||
28
|
Jakarta
|
|||
29
|
Jakarta
|
National
|
||
30
|
Jakarta
|
National
|
||
33
|
Local
|
Reformation
|
||
34
|
Local
|
Reformation
|
||
35
|
Elshinta
TV
|
Local
|
Reformation
|
Jakarta
|
37
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
39
|
Local
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
41
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
43
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
45
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
47
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
49
|
National
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
51
|
National
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
53
|
National
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
55
|
Local
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
57
|
National
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
59
|
DAAI
TV
|
Local
|
Reformation
|
Jakarta
|
60
|
Radar
TV
|
Local
|
Reformation
|
Tangerang
|
61
|
Depok
TV
|
Local
|
Reformation
|
Depok
|
24
|
UG
TV
|
Local
|
||
30
|
Jakarta
|
National
|
||
39
|
Local
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
53
|
National
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
27
|
Jakarta
|
Local
|
||
49
|
National
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
29
|
Jakarta
|
National
|
||
34
|
Local
|
Reformation
|
||
45
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
43
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
60
|
Radar
TV
|
Local
|
Reformation
|
Tangerang
|
33
|
Local
|
Reformation
|
||
37
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
57
|
National
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
25
|
Megaswara
TV
|
Local
|
||
28
|
Jakarta
|
|||
55
|
Local
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
41
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
|
51
|
National
|
Reformation
|
Jakarta
|
|
35
|
Elshinta
TV
|
Local
|
Reformation
|
Jakarta
|
61
|
Depok
TV
|
Local
|
Reformation
|
Depok
|
59
|
DAAI
TV
|
Local
|
Reformation
|
Jakarta
|
21
|
CB
Channel
|
Local
|
||
26
|
Cahaya
TV
|
Local
|
||
22
|
Local
|
|||
23
|
Local
|
|||
47
|
National
|
New
Order
|
Jakarta
|
0 komentar:
Posting Komentar