berbagai persoalan, kami ngobrol panjang sampai menyangkut seorang tokoh bernama Cak Nun, yang menjadi salah satu inspirasi mas Anwar dalam setiap tulisannya.
Bermula dari situ saya mulai tertarik tentang tokoh asal Jombang itu, Mas Anwar ngasih informasi kalau tiap bulan tanggal 17 di TKIT Alhamdulillah, Kasihan, Bantul ada acara yang recommended buat disambangin. Mocopat Syafaat. Dimana Cak Nun menjadi narasumber utamanya. Karena saya belum tahu lokasinya, maka saya ikut rombongan mas Anwar sekalian kopdaran (dan itu pertama kali saya kopi darat ma kompasianer).
Kesan pertama yang saya dapat, musiknya kereeeen bangeeet. Kyai Kanjeng memadukan gamelan dengan musik modern, dan itu enak didengar. Apalagi lirik-lirik lagunya bukan lirik kacangan, tapi lirik ringan namun penuh perenungan.
Tema acara yang diangkat pun semuanya blak-blakan, tidak ada kesan menggurui dan sok alim.
Terus terang saja itu salah satu hal yang aku kangenin saat memutuskan menyambung 'proses' ke tanah rantau, Bekasi. Dunia industrialisme yang memiliki kecenderungan menyetir manusia untuk melampiaskan. Kalau tak bisa mengendalikan diri, maka akan menjadi-jadi.
Tapi akhirnya tadi malam saya menemukan acara serupa di Jakarta, tepatnya di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakpus. Bermodal informasi dari grup Maiyah soal jadwal acara (kenduri Cinta) dan modal nekat karena sebelumnya belum pernah jelajah sampai situ, hehe..
Saya percaya Gusti Allah bakal memudahkan hamba-Nya yang berniat ngangsu kawruh. Tanpa tersesat akhirnya sampai juga di gedung kesenian TIM.
Seperti acara-acara Maiyah lainnya yang biasanya sampai larut malam bahkan menyentuh batas Shubuh, sama halnya di Kenduri Cinta, bahkan Cak Nun baru naik panggung sekitar pukul satu.
Meski paginya harus kerja, tak apalah saya puas dan kenyang akan ilmu yang tak pernah saya dapat di bangku kuliah. Ilmu yang blak-blakan, tanpa kepentingan dan terus berusaha menggali tentang makna kesejatian.
Bedanya Kenduri Cinta dengan Mocopat Syafaat, Kalau Kenduri Cinta nggak ada Kyai Kanjeng, musiknya sering diisi oleh mas Benben Jazz ma Inne Kamarie. Terus sama Parkirnya, kalau di Mocopat Syafaat itu 2000rupiah sakpole, kalau Kenduri Cinta ngikutin regulasi TIM 1500 jam pertama, jam berikutnya 1000. Kalau saya total biaya parkirnya 6500rupiah, dengan asumsi saya datang jam 10 kurang dan balik jam 3.
Itu pun ban motor pake bocor, jam tiga dinihari nyari tambal ban susah banget apalagi di jantung ibukota. Masya Allah terpaksa saya seret motor sampe Pulogadung, karena baru nemuin tukang tambal ban disono. hehe, gakpapa, pengalaman yang indah.
baru datang sudah disuguhi lantunan Yasiin buat mendiang Rendra dan marawisan anak bangsa.
2+3X4 ada berapa??? ada yang jawab 20 ada yang jawab 14, itu demokrasi tapi metodologinya beda. sama kayak menentukan awal puasa, tapi saya kira dimana-mana puasa itu dimulai tanggal 1 Ramadhan.
(Ustadz Wijayanto)
0 komentar:
Posting Komentar