Pondok Ungu, Merangkak siang,
Butuh ribuan menit untuk bisa beradaptasi dengan kondisi disini. Tentu bukan hanya soal kultur yang berbeda dengan manusia-manusianya yang heterogen, tapi kondisi cuaca pun tak sama dengan tempat yang selama duapuluhsatu tahunan aku tinggali. Malam tak ubahnya siang gerah dan pengap, kalau pagi hari tiba jangan harap bertemu embun atau kabut dingin, Lepas Subuh asap pabrik dan kendaraan sudah berebut menguasai udara. Asap yang sama yang mungkin juga membuatku sulit menghitung bintang di malam hari, karena sama sekali tak terlihat, ah mungkin ini juga kondisional
.
Kota, mereka mulai memberi batas perbedaan dengan nama itu. Asap, sampah, sungai kotor, macet, glamour bahkan cenderung mesum. hahaha, maaf harusnya bukan kapasitas saya, tapi murni ini penilaian pribadi.
Kota adalah reseprentasi dari perkebunan rupiah, pohon pohon industri dengan buah-buah yang ranum begitu memikat kaum urban. Media adalah magnetnya, bahwa lifestyle harus seperti ini, bahwa bahasa "ndeso" itu khususon untuk pembantu, atau strata tertentu, dan gaya hidup kota adalah simbolisasi modernitas dan kemakmuran, bagaimana tak tertarik?? bisa ngomong pake loe, gue, udah jadi bekal yang sangat membanggakan diri untuk bisa diakui sebagai anak kota.
hah, pekoook....
Bersambung......................
Bekasi, 04 Oktober 2012
Kamis, 04 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar